Wednesday, May 8, 2013

Budidaya Jagung Manis

Budidaya Jagung Manis(Zea Mays Saccharata Strut)



Teknik Budidaya
1. Benih
Peranan benih sangat vital sebelum memulai budidaya. Benih juga merupakan biji tanaman jagung manis yang tumbuh menjadi tanaman muda. Tanaman muda tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat menghasilkan bunga dan berbuah. Mutu benih yang bersifat kualitas memegang peranan penting dan peningkatan produksi, mutu benih meliputi mutu fisik, genetik fisiologis benih. Beberapa benih jagung manis yang sudah beredar diantaranya Master Sweet, Talenta, Bonanza merupakan hibrida, dari produsen terkenal Cap Kapal Terbang dan lain-lain.

2.Persiapan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi gembur, sehingga pertumbuhan akar tanaman maksimal. Pengolahan tanah juga akan memperbaiki tekstur tanah.
 Adapun tahapan dari pengolahan tanaman jagung manis, yaitu:
a. Membuat bedengan dengan lebar 1 m , jarak bedengan 50 m dan panjangnya sesuai dengan lahan.
b. Pengolahan tanah dengan pengolahan tanah total.

3. Pemupukan Organik dan Non Organik
Pemberian pupuk organik diberikan pada saat mengolah tanah. Pemberian pupuk an organik: pada umur 15 hst dan 35 hst.

4. Penanaman
Penanaman dilakukan pada lubang dengan kedalaman lubang 3 cm dengan jumlah bibit per lubang tanam sebanyak 1 biji kemudian ditutup dengan pupuk organik . Jarak tanam yang digunakan adalah 70 cm x 20 cm.
5. Pengairan.
Pengairan dilakukan waktu diperlukan/ setelah pemupukan.

6. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang dilakukan sebanyak 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 21 hst dengan cara mencabut gulma. Penyiangan ke 2 dilakukan umur 42 hst

7. Penyulaman
penyulaman dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.

8. Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST.
9. Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mencegah serangan hama pada awal pertumbuhan tanaman diberikan insektisida Furadan 3G pada saat tanam yang di berikan pada lubang tanam dan titik tumbuh dalam 2 tahap.

10. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hst yang ditandai dengan kelobot sudah bewarna kekuningan, bijinya mengkilap.

Budidaya Paria



Budidaya PARIA( Momordica charantia L.)

           Paria atau biasa disebut pare, merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi dan peluang pasar cukup luas mulai dari pasar tradisional hingga swalayan atau supermarket. Buah muda pare biasa dikonsumsi sebagai bahan sayuran maupun lalapan. Selain itu pare dapat digunakan sebagai campuran untuk ramuan jamu.
Meskipun prospek dan peluang pasar cukup luas, namun kultur budidaya tanaman ini masih sebagai tanaman sampingan. Pada awalnya budidaya tanaman pare dilakukan dalam skala kecil, dilahan pekarangan dan tegalan dengan pemeliharaan yang kurang intensif. Namun dibeberapa daerah penanaman pare mulai dilakukan dengan intensif dalam skala yang cukup luas.
Buah yang memiliki rasa pahit dengan bentuk buah panjang serta bergerigi ini, ternyata memiliki kandungan gizi dan vitamin yang cukup. Buah pare juga mengandung kandungan obat-obatan, diantaranya dapat digunakan untuk mengatasi penyakit diabetes, darah tinggi, dan sebagai penurun panas.
Syarat Tumbuh
Tanaman pare pada umumnya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didaerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter dari permukaan air laut. Suhu yang ideal adalah 18 – 24 derajat Celsius, penyinaran matahari penuh dan tidak ternaungi. Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk budidaya tanaman pare. Namun tanah yang paling baik adalah tanah lempung berpasir dengan kandungan bahan organik yang cukup, drainase yang baik dengan tingkat keasaman atau pH tanah 5 – 6.
Peram & Persemaian Benih Pare
Benih pare yang digunakan sebaiknya benih yang memiliki daya tumbuh minimal 80%. Benih pare memiliki kulit yang cukup keras dan sebelum dilakukan pemeraman pecahkan kulit luar pada bagian pangkal benih tempat keluarnya calon akar, dengan menggunakan alat pemotong kuku dengan hati-hati.
Kemudian rendam benih dalam larutan fungisida selama 10 – 15 menit. Setelah 10 – 15 menit benih diperam pada kertas peram dan masukan kedalam kain handuk yang telah dibasahi dan simpan pada suhu kamar antara suhu 27 – 28 derajat Celsius.
Bersamaan dengan pemeraman, siapkan media semai. Media semai dibuat dengan menggunakan campuran tanah halus dan kompos, perbandingan 1 banding 1, atau menggunakan media semai lain yang mempunyai struktur ringan dan aerasi baik, seperti : serbuk sabut kelapa, serbuk kayu, dan lain-lain.
Setelah 2 – 3 hari, benih pare yang diperam dan telah mengeluarkan calon akar, semai pada media semai yang telah disiram terlebih dahulu. Persemaian dapat juga dilakukan dengan memasukan benih pada media semai tanpa dilakukan pemeraman terlebih dahulu. Benih yang telah diletakan pada media semai di tutup dengan plastik hitam perak. Setelah 1 – 2 kali 24 jam, benih tampak berkecambah plastik pemutup dibuka.
Siram persemaian setiap pagi dan sore sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit persemaian, lakukan penyemprotan pestisida dengan setengah dosis anjuran.
Persiapan lahan & Pindah Tanam
Lahan yang digunakan sebaiknya lahan yang bersih dari bekas tanaman lama. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma lakukan pembersihan baik secara mekanis maupun secara kimiawi. Apabila lahan yang akan digunakan banyak ditumbuhi gulma, lakukan penyemprotan hebisida. Untuk memberantas gulma secara cepat dan tuntas, gunakan herbisida . Dan untuk memberantas gulma sampai akar-akarnya semprot dengan herbisida sistemik. Olah lahan dengan membajak atau mencangkul lahan sebaik mungkin untuk memperbaiki aerasi tanah dan kemudian diratakan sehingga tanah menjadi remah.
Bedengan dibuat dengan sistem ”tangkupan”,dengan lebar bedengan 1 meter, jarak antar bedengan 2-3 meter dan jarak antar tanaman 60 - 70 cm. tinggi bedengan 20 - 30 cm. Berikan pupuk kandang 7,5 - 10 kg per 10 meter persegi bedengan dan kapur pertanian atau dolomit, 10 – 15 kg per 10 meter bedengan atau disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan pH tanah.
Kebutuhan pupuk dasar adalah urea 3 kg, SP36, 2 kg dan Kcl, 2 kg per 10 meter persegi bedengan. Pupuk dasar dapat juga menggunakan pupuk NPK dengan dosis 3 kg per 10 meter bedengan.  Campur, ratakan dan selanjutnya lakukan pemasangan plastik mulsa. Benih yang telah disemai dan telah memiliki 2 daun sempurna, bibit siap dipindah tanam.
Buat lubang tanam sedalam 8 – 10 cm dengan jarak antar tanaman 1 meter, dan tebarkan butiran insektisida pada lubang tanam untuk mencegah serangan ulat tanah. Seleksi bibit yang akan ditanam berdasarkan kesehatan dan besar kecil bibit, kemudian celupkan bibit yang telah diseleksi pada larutan fungisida untuk mencegah serangan penyakit damping off atau rebah semai. Tanam bibit pada lubang tanam dengan hati-hati agar perakaran bibit tidak rusak. Bersamanan tanam, pasang para-para atau net yang berfungsi untuk tempat menjalarnya tanaman sehingga buah dapat menggantung dan terbentuk dengan sempurna.
Pemeliharaan Tanaman
Untuk pertumbuhan yang lebih optimal, tanaman pare perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman pare diantaranya :
• Pengikatan tanaman
• Pengairan
• Pemupukan susulan
• Pemangkasan dan pewiwilan
• Pengendalian hama penyakit tanaman
Pada awal pertumbuhnya, tanaman pare perlu dilakukan pengikatan pada lanjaran.
Pengikatan ini bertujuan untuk menjalarkan tanaman pada lanjaran dan agar buah dapat tumbuh pada para-para yang telah disediakan. Untuk pertumbuhannya, tanaman pare membutuhkan pengairan yang cukup. Setelah tanam dan sampai fase pembungaan, pengairan dilakukan 2 kali dalam seminggu. Dan setelah pembuahan, pengairan dilakukan 1 kali seminggu.
Pemupukan susulan perlu dilakukan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan vegetatif dan generatifnya. Saat tanaman berumur 7, 21, 35 dan 50 hari setelah tanam, pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk NPK 15 gram tiap tanaman. Dan untuk memacu pertumbuhan tanaman, semprot tanaman dengan ZPT mulai umur 0 – 14 hari setelah tanam. Saat tanaman berumur 30 – 40 hari setelah tanam, perlu dilakukan pemangkasan.
Pewiwilan tanaman pare dilakukan dengan cara memangkas semua cabang samping sekitar 30 cm dari pangkal tanaman, pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang sudah tua dan tidak produktif serta cabang yang terkena serangan penyakit, pemangkasan ini bertujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas baru. Selain pemangkasan, buah pare muda diajurkan untuk dibungkus dengan plastik atau kertas. Pembungkusan ini bertujuan mencegah serangan lalat buah dan serangga lainnya, agar kualitas buah tetap terjaga.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pare
Serangan hama dan penyakit pada tanaman pare hampir jarang ditemukan. Kalaupun ada itu pada tanaman yang tidak dirawat dan kondisi tanaman yang lemah. 
Hama yang biasa menyerang adalah :
• Lalat Buah
• Kutu Kebul
• Ulat Buah dan Daun
• Thrips
Sedangkan penyakit yang biasa menyerang adalah :
• Layu Fusarium
• Downy Mildew
• Bercak Cercospora
Lalat Buah
Hama lalat buah menyerang buah pare dengan meletakan telur pada buah, dan telur akan menjadi larva. Larva akan memakan buah pare dari dalam sehingga buah membusuk. Untuk pengendalian dianjurkan menyemprotkan insektisida. Pencegahan dapat dilakukan dengan membungkus buah pare dengan menggunakan kertas atau plastik.
Kutu Kebul dan Thrips
Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan daun sehingga daun menjadi keriting dan kering. Selain itu hama kutu kebul dan thrips merupakan vector virus. Untuk pencegahan dan pengendalian dianjurkan untuk menyemprotkan insektisida .
Ulat Buah dan Ulat daun
Hama ulat Plutella xylostella menyerang daun dan buah dengan memakan jaringan daun dan buah dengan melubangi buah. Untuk pencegahan dan pengendaliannya, dianjurkan menyemprotkan insektisida.
Layu Fusarium
Tanaman yang terserang penyakit ini, akan nampak bercak kuning kecoklatan dan basah pada pangkal batang. Tanaman akan layu dan kemudian mati. Untuk pencegahannya, gunakan benih pare yang tahan terhadap penyakit layu dan telah ditreatment dengan fungisida.
Downy Mildew & Bercak daun Cercospora
Tanaman yang terserang penyakit Downy mildew ini, daun akan berwarna kuning kemudian menjadi coklat dan kering. Dan apabila daun terserang bercak cercospora, daun akan terdapat bercak-bercak putih dengan tengah berwarna coklat, kemudian daun akan mengering. Untuk pencegahan dan pengendalian dianjurkan menyemprotkan fungisida.
Panen dan pasca panen
Tanaman pare mulai dipanen umur 50 - 60 hari setelah tanam. Buah yang siap untuk dipanen adalah buah yang memiliki ukuran buah yang maksimal. Pemanenan dapat dilakukan dengan interval 2 kali seminggu dan biasanya dapat dipanen sebanyak 12 sampai 14 kali. Setelah panen buah pare segera dipasarkan, karena pada umumnya buah pare hanya tahan simpan sampai 2 - 3 hari.

Membuat Bonsai Kelapa



Membuat Bonsai Kelapa

1. Jenis Kelapa yang digunakan untuk Bonsai :
        Kelapa gading susu berwarna putih jenis kelapa hibrida ini banyak tumbuh di daerah subtropis, namun biasanya digunakan sebagai kelapa taman sebagai pengganti pohon palem.
            Kelapa Gading Susu
Kelapa Gading Merah
      Kelapa Gading merah juga merupakan kelapa hibrida dengan warna yang merah kekuning-kuningan kelapa ini sangat unik dan cantik untuk dibuat bonsai kelapa namun proses pengolahannya harus menggunakan banyak pupuk dan vitamin tanaman lainnya, karena kelapa gading merah rentan akan kehilangan (Kambium) zat hijau daunnya, sehingga jika kekurangan zat tanam, maka kelapa gading merah batangnya akan berubah warna menjadi hijau, dan zat merahnya akan hilang, sehingga yang harus dilakukan adalah mengganti media tanah, pupuk, dan vitamin lainnya.

         Kelapa Gading Merah
1. Mencari bibit yang baik.
         Mencari bibit kelapa yang sudah tua akan lebih baik bila kelapa tersebut dipetik langsung dari pohonnya, karena bibit yang tua lebih cepat tumbuh tunas tetapi jika bibit yang sudah terjatuh ke tanah akan menghasilkan bentuk yang kurang menarik dan kentosnya mudah rapuh akibat terjatuh tadi, akan sempurna jika kelapa yang akan dibuat bonsai memiliki kentos (batok) yang sangat kecil dan memiliki akar yang besar, karena jika dilihat dari kentos yang kecil akan mempermudah membentuk batang sesuai yang kita inginkan.

2. Posisi Kelapa.
      Kelapa yang belum memiliki tunas sebaiknya ditempatkan di tanah yang lembab dan mengandung banyak air, sekitar 1-2 minggu biasanya kelapa sudah tumbuh tunas. Jika anda menginginkan bentuk kentos yang di kelilingi akar sebaiknya tempatkan kelapa dalam posisi berdiri (vertikal), tetapi jika anda menginginkan bentuk seperti keong maka tempatkan posisi tidur (horizontal), bentuk posisi kelapa sesuai imjinasi anda.

3. Proses Tanam.
            Buka serabut kelapa yang sudah bertunas (dengan tinggi 3-5 cm) menggunakan ujung sendok atau golok kecil secara perlahan dan hati-hati agar tidak mengenai akar dan jangan sampai terputus. Bersihkan serabut kecil yang masih menempel pada kentos dengan menggunakan pisau tipis (Cutter) agar terlihat bersih, bila anda menginginkan kentos terlihat licin mengkilat kecoklatan bakar kentos menggunakan korek api secara perlahan / suam kuku. (proses ini sedikit beresiko dan harus dilakukan dengan hati-hati). Sayat secara perlahan (2-3 helai kuncup) tunas yang paling bawah / yang sudah tua dengan menggunakan pisau tipis (Cutter), setelah itu tanam dalam pot yang telah disediakan. Jika anda menginginkan tunas kelapa tumbuh lebih cepat sebaiknya tutup tunas dengan menggunakan botol air mineral yang telah dipotong mulut botol setinggi 5 cm. Proses ini juga untuk menghindari tunas dari serangan hama kutu putih pada tunas.
4. Tahap pengupasan Serabut kelapa.
  1. Potong  bagian belakang kelapa dengan gergaji agar proses   pengupasan tidak merusak tunas.
    2.  Sayat memanjang serabut sebagai awalan untuk membuka serabut.
    3.   Buka serabut kelapa dengan hati hati.
 4.   Bersihkan bekas serabut kelapa dengan amplas atau pisau cutter.
5. Proses Penyayatan.
Jika kelapa sudah tumbuh setinggi 15-20 cm, sayat tunas yang paling bawah untuk membentuk batang lakukan hal ini berulang-ulang minimal 3 hari sekali, 

dalam proses panyayatan lakukan dengan hati-hati jangan sampai tergores tunas baru yang akan tumbuh, jika terjadi maka bonsai akan mengalami pembusukan (gagal dan mati). Proses ini dilakukan selamanya agar bonsai tidak membesar membentuk kelapa biasa. Siramlah tanaman 1 hari sekali pada sore atau malam, ada baiknya menyiram dengan menggunakan vetsin atau air larutan garam.
.